Selasa, 26 April 2016

aspek penalaran dalam karangan ilmiah


Yuni Gustia Dewi
3EA35
19213591

Aspek Penalaran Dalam Karangan Ilmiah
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Menurut Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.Dalam sumber yang berbeda menurut penalaran sebagai reasoning yang didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan (Dahlan, 2004).

A.    Menulis Sebagai Proses Penalaran

             Menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun imajinasi si penulis. Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan prosae bernalar.
Setiap hari kita selalu menggunakan otak kita untuk berfikir, bahkan setiap detik dan menit kita menggunakan otak kita untuk berfikir. Pada saat kita berpikir, maka dalam benak kita akan akan timbul bermacam-macam gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara nyata. misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan.



B.     Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif, yaitu :
  1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif
  1. Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
  2. Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
  • Jenis-jenis penalaran induktif:
  1. Generalisasi,
  2. Analogi (Analogi Induktif),
  3. Hubungan Sebab-Akibat
2.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala.
  • Contoh:
    1. Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor)
    2. Si Polan adalah seorang makhluk. (p. minor)
    3. Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan)
C.   Isi karangan
Isi karangan merupakan bagian terpenting dalam karya ilmiah. Maka, argument, analisis, pembuktian, rincian maupun penyimpulan harus didasarkan penalaran yang akurat, sahih dan objektif. Seluruh bukti, referensi, keterangan, fakta, kutipan-kutipan harus dimanfaatkan agar objektivitas, kedalaman bahasa, konsistensi, dan kontinuitas penjabaran tetap terjaga. (terampil berargumentasi, 164).


D.   Fakta sebagai unsure dasar penalaran karangan
Fakta itu sendiri berarti sebuah hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan sebuah kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi dan bukan merupakan sebuah fiktif (kebohongan), fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara sistematis (sesuai dengan bukti).

Selain itu, kita dapat menggolong-golongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya. Proses seperti itu disebut pembagian, namun pembagian di sini memiliki taraf yang lebih tinggi dan disebut klasifikasi.
- Memasukkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan sebuah sistem,suatu klasifikasi akan berhenti jika sudah sampai kepada individu yang tidak dapat merupakan spesies.

- Jenis-jenis klasifikasi
- klasifikasi sederhana
suatu kelas hanya mempunyai dua kelas bawahan yang berciri positif dan negatif
- klasifikasi kompleks

Suatu kelas mencakup lebih dari dua kelas bawahan.
- Persyaratan klasifikasi
- prinsipnya harus jelas
- klasifikasi harus logis dan konsisten
- klasifikasi haris bersikap lengkap menyeluruh

Sumber :

Jumat, 08 April 2016

tugas 3


Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan.  Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari perkiraan atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu prediksi, karena prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis dapat diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya.
contoh hipotesis:


Teori
Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diberikan pengertian teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, azas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan, dan pendapat/cara/aturan untuk melakukan sesuatu. Teori merupakan sarana pokok guna dapat menyatakan hubungan sistematis yang terjadi dalam gejala sosial maupun gejala alam yang akan diteliti. Teori juga merupakan abstraksi dan pengertian atau hubungan suatu proporsi dan dalil.
Sumber : http://www.pengertianahli.com/2014/04/pengertian-teori-apa-itu-teori.html
Contoh teori
1.      “Unsure paling penting dalam suatu kalimat adalah subjek atau predikat”(sudaryanto,1987;136)
2.      “sebuah kalimat sebagai sebuah troposisi mempunyai bagian yang menjadi pokok pembicaraan…”(samsurina,1985;141)
Sumber : google book bahasa Indonesia halaman 119
Hubungan Klausa
Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang dipadukan menjadi satu disebut kalimat majemuk. Berdasarkan hubungan sistematis antar klausa, kalimat majemuk dibagi menjadi dua, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
1.      Kalimat majemuk setara
Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang hubungan antar klausanya bersifat koordinatif. Ada tiga macam kalimat majemuk setara :
a.       Hubungan penjumlahan
Hubungan yang menyatakan penjumlahan \atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa atau proses.
Contoh:
ü  Dia senyum dan melambaikan tangan dari dalam kereta
ü  Hujan terus membasahi rumah dan jalan, serta pepohonan
ü  Aku dating ke taman, kemudian duduk di bangku hijau
b.      Hubungan perlawanan
Hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawan atau tidak sama dengan apa yang dinyatakan dalam klausa kedua
Contoh:
ü  Dokter sudah berusaha mengobati penyakitnya, tetapi anak itu belum sembuh
ü  Jangankan berjalan seratus meter, naik gunungpun dia mampu melakukannya.
ü  Perang tidak saja membumihanguskan kota , tetapi juga menyebabkan banyak korban.
c.       Hubungan pemilihan
Hubungan yang menyatakan pilihan diantara dua kemungkinan atau lebih,yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh coordinator (konjungsi).
Contoh :
ü  Husni bimbang harus melanjutkan perjalanan memasuki hutan atau kembali tanpa membawa obat penawar alami
ü  Sinta tidak akan kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi favorit andai saja sejak awal ia rajin membaca buku atau berlatih mengerjakan soal-soal
Sumber : google book, bahasa Indonesia halaman 78
2.      Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat yang terdiri atas 2 klausa atau lebih, yang hubungan antar klausanya bersifat subordinatif.
a.       Induk kalimat (klausa utama)
Contoh: gunung kelud meletus saat semua warga Blitar tidur lelap.
b.      Anak kalimat (klausa bawahan)
Contoh : sejak bukit itu longsor, warga Banjarnegara mengungsi.

Jumat, 01 April 2016

silogisme

Yuni Gustia Dewi
3EA35
NPM: 19213591


Silogisme adalah proses penyimpulan yang sekurang-kurangnya didahului dua pernyataan (proposisi atau premis) sebagai antesedens (pengetahuan yang telah dipahami) sehingga membentuk suatu kesimpulan sebagai keputusan baru (konklusi atau konsekuensi).
Macam-macam silogisme :
1.       Silogisme kategorial
Silogisme kategorial selalu didukung dengan premis-premis dan kesimpulan kategorial.
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh :
1.       Semua professor sangat pandai
2.       Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya
3.       Semua makhluk hidup memerlukan makanan

2.       Silogisme  Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya merupakan pernyataan hipotesis dan premis minornya menerima atau menolak salah satu atau bagian dari premis mayor tersebut.
Silogisme hipotesis ada 3 macam :
1.       Silogisme hipotesis kondisional
Adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu keputusan bersyarat yang dirumuskan dengan kata-kata
Contohnya :
1.       Pr 1  : Jika hujan, saya naik becak.
Pr 2  : Sekarang hujan.
Konkl  :  Jadi, saya naik becak.
2.       Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3.       Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan muncul.
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa.
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
2.       Silogisme pemisah
Adalah silogisme premis mayor yang berbentuk pernyataan  yang bersifat memisahkan.
Contohnya :
1.        Ia berada di dalam atau di luar.
Ternyata ia tidak berada di luar.
Jadi, ia berada di dalam.
2.       Budi di mall atau di sekolah.
Budi di mall.
 Jadi Budi tidak berada di sekolah.
3.       Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata Hasan berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
3.Silogisme hipotesis konjungtif adalah silogisme yang memiliki premis dalam bentuk proposisi konjungtif.
Contoh :
1.       Tidak mungkin buku itu kuning sekaligus hijau
Ternyata buku itu kuning
Jadi, buku itu tidak hijau
2.       Tidak mungkin sekarang ini siang sekaligus malam.
Ternyata sekarang ini siang
Jadi, sekarang ini bukan malam.
3.       Tidak mungkin sekarang lapar dan sekaligus kenyang
Ternyata sekarang ini kenyang
Jadi, sekarang ini tidak lapar

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contohnya :
1.        Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
2.       Ibu membeli ikan atau ayam
Ibu membeli ayam
Jadi ibu tidak membeli ikan.
3.       Ria membeli baju atau buku.
Ria membeli buku.
Jadi, ria tidak membeli baju.

 Sumber : Hendrik, Jan Rapar. Pengantar Logika Asas-asas penalaran sistematis.